Curhatku di hari senin

Astaghfirullah, hari ini sebenarnya menyenangkan, namun entah sampai kapan partnerku itu bisa nerubah sikapnya yang kekanak-kanakkan.
Menurutku, sebenarnya beliau adalah orang yang berkompeten bila beliau mau bekerja sama dengan orang lain, bukannya malah membuka bisnis sampingan dan meminimalkan usahanya dalam mengelola kelas.
Capek. Bener-bener capek bekerja sama dengannya. Mudah mengeritik orang lain namun tidak berperan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas. Kenapa aku berpartner pada orang yang inisiatifnya rendah. Bukannya turun tangan dalam menangani kelas yang tiba-tiba ribut, tapi hanya mendiamkannya saja, seolah-olah ini pekerjaan satu orang.
Ya Alloh, aku bener-bener berusaha sabar menghadapi orang ini. Semoga Alloh SWT memberikan pahala untuk kesabaranku. Kenapa aku mesti berpartner dengan orang yang individual. Individu banget malah. Kalau dia memang nggak suka dengan sistem di sekolah ini, harusnya dia berbicara, melakukan pendekatan persuasif, bukannya menyalahkan keadaan.
Beginilah kalo berpartner pada orang yang memiliki dendam di masa lalu ketika dia bekerja. Dia nggak sadar bahwa pilihannya membuat orang disekitarnya nggak nyaman, walau bagiku, aku berusaha berpikir positif bahwa semua ini akan mengasah diriku untuk lebih memaksimalkan kinerjaku di masa depan.
Pengen deh aku ngomong, 'Pak, kelas tuh nggak bisa dikelola sendiri. Kalo bapak nggak suka dengan gaji bapak yang sekarang, kenapa nggak berinisiatif untuk mengambil alih sedikit tanggung jawab yang dibebankan pada guru tematik?'
Bener-bener bebal nih orang. Kenapa inisiatifnya rendah? Dan kenapa pula kalau dia udah setengah hati disini tidak berpindah kerja ke tempat yang lain?
Semoga Alloh SWT memberiku kekuatan dalam menghadapi situasi saat ini. Beliau tidak belajar sama sekali dari pengalamannya dimasa lalu. Mungkin tepat dugaanku bahwa beliau memiliki rasa superior terhadapku, walau yaa.. aku akui sih ini hanya prasangkaku saja.
Alloh SWT Maha Adil. Biarlah aku bekerja dengan giat di 6 bulan kedepan dan semoga ini menjadi pembelajaran bagiku untuk mandiri menghadapi situasi ini. Aku yakin, beliau akan belajar dari kesalahannya dan aku belajar untuk memperbaiki diriku.
Apakah pimpinan tak melihat? Aku yakin pimpinan melihat dan merasakan. Aku tak tahu bagaimana tanggapan mereka, namun aku yakin yang namanya pimpinan pasti melihat kinerja kita. Ya Alloh, aku harap kesabaran dalam menghadapi situasi saat ini serta keikhlasanku dalam menjalaninya. Sesungguhnya Engkau Maha Adil. Jangan biarkan diriku buta dengan prasangka yang mengakibatkan diriku tak mampu mengenali hikmah yang sedang terjadi. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)