Diary, 30 November 2011

Setelah aku menekadkan diriku untuk berlatih menjadi seorang penulis, tiap hari, aku mendisiplinkan diri untuk menyetorkan satu cerita di blogku. Katanya, yang namanya seni menulis itu harus dilatih dari hari ke hari. Di sisi lain, aku juga ingin memiliki track record atas apa yang aku lakukan selama ini dalam menjalani kehidupanku.
Setiap waktu yang dilalui, sebenarnya begitu banyak hikmah yang dapat kita renungkan. Hanya karena begitu banyak aktivitas dan prioritas yang kita susun, membuat kita sedikit melupakan kebutuhan kita dalam mencari hikmah yang tersembunyi dalam setiap takdir yang tersemai setiap jam, menit, detik yang diberikan Alloh SWT kepada kita.
Karena begitu banyak prioritas yang kita tetapkan sehingga serasa waktu itu hanya sedikit untuk melaksanakan semua. Waktu terasa menjadi begitu penting. Saat inilah aku merasa aku harus mulai belajar membuat perencanaan yang efektif dalam menjalani kehidupanku.
Pengalamanku hari ini mencerminkan kurang lebih betapa pentingnya perencanaan. Di hari yang sibuk ini, aku berencana melakukan praktikum bersama anak2ku. Rencananya, saat datang, aku akan minta pada koordinator lab IPA mengenai waktu, ternyata di hari itu, anak2 kelas 4 dan 5 sudah ada jadwal. Salahku sendiri karena meminta mendadak. Maklum aja, pikiranku sedang semangat semangatnya. Mungkin inilah yang namanya terinspirasi kali ya. Aku nggak kehabisan akal. Kebetulan agenda mengajarku mulai dari jam 9.35 ampe jam 11.30. Aku mengubah rencana dengan menjadikan kelas sebagai ruang praktikum kedua.
Praktek yang akan saya lakukan yakni praktik pelajaran IPA dengan materi Perubahan Sifat Benda. Karena ini sifatnya harus melalui visualisasi maka kugunakan metode praktikum.
Pembelajaran dimulai jam 10, karena guru sebelumnya ingin menuntaskan materi yang sedangkan diajarkan saat itu.
Diawal pembelajaran, ku-setting kelas agar mereka dapat duduk berkelompok. Meskipun sudah ada kontrak belajar berikut konsekuensi, yang namanya kebiasaan itu susah sekali diubah. Maka tetap saja suasana kelas menjadi gaduh. Untunglah partnerku tidak kemana-mana dan mau membantuku mengkondusifkan kelas.
Materi mengenai perubahan wujud benda berkaitan dengan api. Oleh karenanya, terbayang khan, betapa riskannya melakukan kegiatan praktikum di dalam kelas. Hampir-hampir aku nggak jadi melakukannya karena selain tempat, ada beberapa alat yang tidak ada berikut bahan-bahan. Namun, aku bukan tipe orang yang bakal pusing karena hal-hal tersebut dan terhambat karenanya. Mengingat kata seorang teman, hidup itu bergerak. Dengan bergerak, kita akan menemukan jawaban dari permasalahan yang datang pada diri kita. Dan sebelum waktuku mengajar tiba, akhirnya semua bahan dan alat lengkap.
Aku bersyukur bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, anak-anak sangat menikmati metode praktikum meskipun banyak hal yang sempat membuatku setengah panik.
Biasalah anak-anak. Ketika guru sedang menerangkan, ada beberapa anak yang asyik dengan dirinya sendiri, akibatnya instruksi yang diterima tidak sesuai yang berimbas pada terdapat kecelakaan seperti ujung jari melepuh terkena panas dan ruangan kelas berbau bahan-bahan yang terbakar. Alhamdulillah, tidak ada kecelakaan yang sifatnya besar, padahal begitu banyak kayu, kertas, bahkan plastik di dalam kelas.
Nah... bloggers mania, yang namanya kelas gaduh apalagi kalo lagi praktikum pasti kelas tersebut dianggap berhasil karena itu artinya kelasnya aktif. Namun, jika kelasku gaduh, walau tujuannya adalah untuk belajar, aku kurang yakin rekan-rekan sekerja menyatakan itu sebagai kelas yang berhasil. Pasalnya, kelasku bersebelahan dengan ruang guru dan otomatis segala hal yang terjadi di ruang kelas pasti bakal terdengar. Yah, perbedaan perspektif memang menyebabkan perbedaan pendapat. Aku berharap bisa bertemu orang besar dari dunia pendidikan untuk menemukan jawaban dari keraguanku mengenai hal yang kuhadapi.
Namun, diatas semua itu, kebanyakan anak-anak mampu memahami hal-hal yang menyebabkan perubahan pada wujud benda. Aku berharap, metode praktikum akan lebih membekas dalam benak anak-anakku dan dapat mengilhami dirinya saat dewasa nanti. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)