Yeahhh.. aku nulis diluar fenomena yang sedang digemari akhir-akhir ini. But nggak papa lah, soalnya semua punya pengalaman sendiri-sendiri. Nggak mungkin khan pengalaman mesti sama and nulisnya juga musti sama, ya nggaklah, hehehehehehe!!!
Hari kedua, aku menjalani rutinitasku sebagai pengawas ujian mid semester di sekolahku tercinta. Ada pengalaman yang menyenangkan dan ada juga pengalaman yang kurang mengenakkan. Yah, namanya juga hidup.
Well, terlepas dari itu semua, hari ini aku ingin membicarakan soal makanan. Yup, makanan. Aku yang suka sekali cemilan ini sesekali bolehlah ngebahas soal makanan, ya nggak? daripada yang berat-berat, hehehehhe!!
Ok.. tentunya kalian pasti nggak asing dengan makanan-makanan yang datang dari luar kayak KFC, McDonald, Buffet, Hanamasa, Hoka-Hoka Bento, A&W, bahkan sekarang makin banyak aja variasi makanan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah. Hmmmmm... aku coba ngelihat dari sisiku aja yang merupakan konsumer dan sangat doyan cemilan and makan makanan yang menurutku rada beda ma masakan pribumiku yang luar biasa.
Kalo dulu, untuk merasakan bagaimana rasanya Yakiniku, orang kaya harus rela merogoh koceknya untuk pergi ke negara Sakura tersebut, namun sekarang dengan kepiawaian seorang chef maupun koki-kokinya, tak perlu lagi harus pergi ke sebuah negara untuk menyantap masakan khas tersebut. Kebayang khan kalo lagi hamil trus ngidam makanan-makanan yang menimbulkan hasrat untuk menyantapnya. Beuhhh... bener-bener perlu pengorbanan banget untuk makan aja kayaknya ^.^
Yah, itu rejeki oranglah, (ngirian banget sih ane). Yang jelas bagiku sendiri keberadaan mereka menambah pengetahuanku akan berbagai macam masakan seperti bagaimana itu burger dan begitu banyak variasi burger itu sendiri or begitu banyaknya variasi mie yang ditawarkan dalam menu masakan restoran jepang. Hmmmm... yummy... >0<
Kalo pengen ngerasain yang namanya Shabu-shabu, nggak usah jauh-jauh datang ke Jepang, cukup berkunjung ke Hanamasa or pengen nyobain masakan china kayak dim sum, cukup nyamperin ke Dim Sum Inc or pengen masakan Itali, coba aja tengok Pizza Hut, or kadang-kadang kita bisa temuin masakan khas Arab dipinggir jalan ketika masuk bulan puasa, yakni Kebab or di kondangan kayak nasi kebuli, mmmmmmmm... Hanya saja aku belum pernah ngerasain yang namanya masakan Perancis or masakan India. Namun kalo dipikir-pikir, kayaknya ada juga ya masakan India yang mirip kayak masakan Indonesia, kayak Kari, mungkin mirip dengan gulai kali ya or supnya orang Perancis mungkin mirip dengan sotonya orang Indonesia (nah, kalo yang ini aku ngarang aja lho bloggers mania XD) wkwkwkwkwkwk...
Namun sungguh terobosan yang luar biasa dari para chef maupun koki-kokinya, karena mereka bisa membuat rasa masakan dari daerah lain diterima oleh para konsumen di Indonesia. Nggak sedikit lho bloggers, masakan luar negeri yang katanya enak namun ternyata di lidah orang Indonesia 'tidak nendang' rasanya, ditambah lagi dengan penggunaan alkohol maupun daging pork. Makanya kebanyakan orang Indonesia yang berdomisili di luar negeri begitu selektif dalam memilih makanan, karena selain rasa, ada pula yang bertentangan dengan keyakinan. So, amanlah jika kita memakan masakan dari negara lain namun di produksi di negeri sendiri, minimal aman di lidahlah, hehehehehe... Meskipun bagiku sendiri, wajib masakan itu harus sesuai dengan keyakinan sebelum aku memakannya. Cieeeee...
Nah, sekian opiniku hari ini. Karena pengalamanku hari adalah makanan cemilan dari negara lain. Mau tau nama cemilan yang aku makan ????? ^ ^
Hari kedua, aku menjalani rutinitasku sebagai pengawas ujian mid semester di sekolahku tercinta. Ada pengalaman yang menyenangkan dan ada juga pengalaman yang kurang mengenakkan. Yah, namanya juga hidup.
Well, terlepas dari itu semua, hari ini aku ingin membicarakan soal makanan. Yup, makanan. Aku yang suka sekali cemilan ini sesekali bolehlah ngebahas soal makanan, ya nggak? daripada yang berat-berat, hehehehhe!!
Ok.. tentunya kalian pasti nggak asing dengan makanan-makanan yang datang dari luar kayak KFC, McDonald, Buffet, Hanamasa, Hoka-Hoka Bento, A&W, bahkan sekarang makin banyak aja variasi makanan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah. Hmmmmm... aku coba ngelihat dari sisiku aja yang merupakan konsumer dan sangat doyan cemilan and makan makanan yang menurutku rada beda ma masakan pribumiku yang luar biasa.
Kalo dulu, untuk merasakan bagaimana rasanya Yakiniku, orang kaya harus rela merogoh koceknya untuk pergi ke negara Sakura tersebut, namun sekarang dengan kepiawaian seorang chef maupun koki-kokinya, tak perlu lagi harus pergi ke sebuah negara untuk menyantap masakan khas tersebut. Kebayang khan kalo lagi hamil trus ngidam makanan-makanan yang menimbulkan hasrat untuk menyantapnya. Beuhhh... bener-bener perlu pengorbanan banget untuk makan aja kayaknya ^.^
Yah, itu rejeki oranglah, (ngirian banget sih ane). Yang jelas bagiku sendiri keberadaan mereka menambah pengetahuanku akan berbagai macam masakan seperti bagaimana itu burger dan begitu banyak variasi burger itu sendiri or begitu banyaknya variasi mie yang ditawarkan dalam menu masakan restoran jepang. Hmmmm... yummy... >0<
Kalo pengen ngerasain yang namanya Shabu-shabu, nggak usah jauh-jauh datang ke Jepang, cukup berkunjung ke Hanamasa or pengen nyobain masakan china kayak dim sum, cukup nyamperin ke Dim Sum Inc or pengen masakan Itali, coba aja tengok Pizza Hut, or kadang-kadang kita bisa temuin masakan khas Arab dipinggir jalan ketika masuk bulan puasa, yakni Kebab or di kondangan kayak nasi kebuli, mmmmmmmm... Hanya saja aku belum pernah ngerasain yang namanya masakan Perancis or masakan India. Namun kalo dipikir-pikir, kayaknya ada juga ya masakan India yang mirip kayak masakan Indonesia, kayak Kari, mungkin mirip dengan gulai kali ya or supnya orang Perancis mungkin mirip dengan sotonya orang Indonesia (nah, kalo yang ini aku ngarang aja lho bloggers mania XD) wkwkwkwkwkwk...
Namun sungguh terobosan yang luar biasa dari para chef maupun koki-kokinya, karena mereka bisa membuat rasa masakan dari daerah lain diterima oleh para konsumen di Indonesia. Nggak sedikit lho bloggers, masakan luar negeri yang katanya enak namun ternyata di lidah orang Indonesia 'tidak nendang' rasanya, ditambah lagi dengan penggunaan alkohol maupun daging pork. Makanya kebanyakan orang Indonesia yang berdomisili di luar negeri begitu selektif dalam memilih makanan, karena selain rasa, ada pula yang bertentangan dengan keyakinan. So, amanlah jika kita memakan masakan dari negara lain namun di produksi di negeri sendiri, minimal aman di lidahlah, hehehehehe... Meskipun bagiku sendiri, wajib masakan itu harus sesuai dengan keyakinan sebelum aku memakannya. Cieeeee...
Nah, sekian opiniku hari ini. Karena pengalamanku hari adalah makanan cemilan dari negara lain. Mau tau nama cemilan yang aku makan ????? ^ ^
Comments