curhat tiada habisnya

hari ini, firasatku mengatakan bahwa aku harus meliburkan diri dulu..
Well, aku nggak tau kenapa, tapi aku sangat percaya pada instingku ini.
Moga besok aku menemukan sesuatu yang besar. Ammmin.

Sebenarnya banyak sih yang ingin aku tuliskan disini saat ini. Tapi seperti biasa, ketika ide itu muncul, pastilah kompi ini dipake... Beuh, menyebalkan..
Nah, yang pertama ingin kutuliskan adalah kegalauanku dengan tempat kerja adikku nandar..

Ketakutanku menjadi kenyataan. Bener khan firasatku ini.
Lingkungan kerja buruk, tendensi ke arah 3B, pressure yang nggak kira-kira, ngejar target, belum produknya kartu kredit, nawarin orang biar bisa ngutang. :-(
Tapi bukan itu ketakutanku yang paling besar. Kekhawatiranku yang terbesar adalah jati diri adekku akan tergerus karena pergaulannya dengan teman-teman yang dia pilih atau terpaksa dia pilih karena hanya merekalah rekan-rekan seperjuangannya.
MUlai berani main malam. Untung bukan mulai minum2an haram. Hmmm, cara yang baik adalah mengeluarkannya dari tempat itu. Well, saya rasa nggak berlebihan jika sudah saatnya para pelaku ekonomi membuat sesuatu yang baru, yang lebih religi, kayak bank syariah contohnya. Saya bener2 berharap didalamnya, lingkungan pergaulannya tidak seperti tempat kerja adikku saat ini.

Apa itu work hard play hard..
Saya rasa pelaku 'work hard' bukanlah pelaku pekerja keras, tapi pelaku yang jago ngeles. Yakin deh ane... (inilah rasa kekhawatiran seorang kakak akan kondisi adeknya) Beneran deh.. So, kalo ada nih ideologi mo buat NII or apalah, yah gimana lagi, wong Indonesia udah rusak begini. Nggak tanahnya, nggak ideologinya, nggak moralnya, nggak wanitanya, nggak pemudanya. Untungnya, masih ada sebagian diantara sebagian besar itu yang masih 'sadar' dan berusaha membenahi diri.

Oh negaraku... kenapa orang2 yang berpengaruh dalam lini2 yang penting malah orang2 yang nggak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Kalaupun ada pemimpin sejati, namun dikelilingi dengan lingkungan dan anak buah yang licik, haus kekuasaan dan serakah. RAKUS, adalah ciri2 sebagian pekerja saat ini. Semoga sebagian besar itu berubah menjadi sebagian kecil. Udahlah, ganti saja bosnya. Ganti saja orang2 yang nggak bener itu. Yang doyan seks, yang pedofil. Orang kayak gitu jadi orang penting. Duh, agendanya nggak tau bakal jadi apa nih negara.

Mengenai pedofil, aku punya cerita. Kemarin sore, aku makan di KFC pasfes, duh, aku nggak sengaja denger percakapan yang out of record antara seorang bapak PNS dan 2 orang anak ABG yang sekitar masih smp or sma kelas 1 kali. Yah, bayangin aja ndiri percakapan seperti apa, intinya mo ngejatuhin seseorang dengan cara yang klasik.
Hhhhhh, heran. Caranya kuno, tapi sering kali dipake. Berkali2 malah. Inget khan cerita Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha or Nabi Yahya dengan sepupunya yang cantik. Klasik tapi sering banget digunakan dalam setiap institusi untuk ngejatuhin seseorang. Out of record banget khan. Anak bau kencur dijadikan alat politik. Bah..
Hei gadis, mana harga dirimu? mana prinsipmu? mana tuhanmu?

Satu lagi, mengenai koran lampu merah or koran warta kota, aku lupa nama korannya. (but, buat apa diingat, isinya 'begituan' semua). Menuliskan sutradara yang handal bikin blue film sebagai sutradara kawakan. Menurutku sutradara blue film itu bukan sutradara kawakan lagi soalnya dia hanya menjiplak apa yang sudah ada di masa lalu. Gimana nggak, coba tanya mamah papah kalian, seperti apa sih pilm pilm di masa lalu itu? Yang pastinya, sutradara kawakan itu adalah sutradara yang berani beda, kreatif, nggak melulu khawatir akan pemasukan setelah film di produksi (sudah bukan rahasia bahwa film dibuat sesuai selera pasar). Tapi apa bener selera bangsa Indonesia seperti ini?

Mmmmmmm, apalagi ya... banyak sebenarnya yang ingin kutuangkan disini. RESAH....RESAH.... hatiku resah nggak karuan. Oh Kamisama... Tatsuketee.... Onegai....

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)