Hallo bloggers mania...
Aku bersyukur karena hari ini aku bisa menulis kembali di blogku yang ceria ini.
BTW, dari mulai hari senin 29 November kemaren, anak-anak muridku semuanya menjalani UAS (baik yang murid formalku maupun murid privatku).. Sukses ya nak, semoga lulus dalam setiap ujianmu. Amin..
Mengingat bulan Desember adalah bulan ulangan, otomatis banyak waktu luang yang aku dapatkan saat ini.
Disamping itu, aku juga besyukur dengan semua rizki yang aku dapatkan selama ini. Ternyata, Alloh SWT mendengar segala doa-doa hambaNya. Dipenghujung tahun 2009 yang lalu, aku berdoa agar waktu luang yang aku peroleh waktu itu dapat digunakan secara maksimal di tahun 2010 dan alhamdulillah, hal tersebut dikalbulkan. Banyak pengalaman, rejeki, dan ilmu yang aku dapatkan dari semua kesempatan mengajar yang aku peroleh dari perjalanan panjang hidupku. Aku berharap, suatu saat, aku akan menjadi seorang guru profesional seperti prof Yohannes Surya, sang master dalam bidang fisika.
Sungguh, walau beliau berbeda agama, namun aku menaruh hormat padanya. Sebab, selain berkompeten dalam bidangnya, beliau berhasil membangun image bahwa fisika adalah suatu bidang ilmu yang mudah dan menyenangkan, ditambah lagi dengan segudang prestasinya yang mampu membawa para generasi muda ke ajang Olimpiade Fisika Internasional. Aku berharap, suatu saat aku bisa menjadi seperti beliau, tentunya dengan disiplin ilmu yang berbeda.
Berkenaan dengan pendidikan, aku bersyukur karena dunia telah menaruh pendidikan pada tingkat yang tepat. Sungguh, bersyukur jika suatu negara dapat menghargai ilmu dan para pengajarnya. Tahukah kau, dengan ilmu, sesuatu yang telah punah dapat disintesis kembali. Kesalahan kita sebagai negara kaya kala itu adalah kita menempatkan ilmu pada kategori nomor 2, yang dipentingkan adalah ekonomi dan militer, maka yang terjadi saat ini adalah pembenahan dimana-mana. Aset kekayaan berupa bahan tambang sebentar lagi akan mencapai masanya, belum ditambah dengan masalah bumi yang kian hari kian menggentarkan. Maka, bukankah saatnya kita menempatkan edukasi dalam usaha pembenahan baik materi maupun moral.
Jujur saja, sebenarnya media juga bertanggung jawab atas moral bangsa yang cenderung mengalami dekadensi saat ini. Entah itu sinetron, entah itu iklan, majalah,dan apapun itu, terkadang mengajarkan hal-hal yang bernilai negatif pada peserta didik. Maka, saya tidak heran ketika timbul kasus bullying, berkata kotor, suka dengan hal-hal yang berbau kekerasan, dsb. Ya, mau bagaimana lagi, lingkungan pertelevisian secara tak langsung mengajarkan anak untuk berbuat begitu. Saya sangat kesal dengan sinetron, film, atau media-media visual yang hanya dengan mengatasnamakan kreativitas malah seenaknya membuat karya seni yang jika dilihat bisa merusak norma-norma yang telah ada. Bukankah norma atau aturan-aturan agama berfungsi mencegah terjadinya penyakit masyarakat. Kenapa jika ingin membuat sebuah film yang mengandung suatu hikmah, justru perbuatan negatifnya yang lebih ditonjolkan, bahkan terkesan detail sekali. Apa sebuah film tidak punya visi or misi?
Terlepas dari itu semua, aku bersyukur karena jalan hidup (insya alloh dan untuk selamanya) adalah guru. Semoga aku mampu membenahi diri dan perlahan-lahan membenahi anak muridku menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa mempengaruhi orang lain. Aku sadar bahwa aku sendiri juga belum mampu menjadi yang terbaik, entah itu akhlak maupun kompetensi yang aku miliki. Oleh karenanya, aku akan banyak belajar. Insya Alloh, dengan banyak belajar, akan ada banyak solusi yang bisa dilakukan. Begitu bijaksana apa yang disampaikan rosulullah kepada umatnya dan maha benar Alloh dengan segala firmanNya.
Ngerti khan maksudnya;
Rosulullah pernah bersabda ; Tuntutlah ilmu dari dalam kandungan hingga akhir hayat. sedangkan firman Alloh SWT kepada Nabi Muhammad Saw yang pertama kali adalah Q.S. Al-Alaq ; "Iqro' ; Bacalah ...."

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)