Jumat, 02 April 2010
Seharian ini aku menghabiskan waktu dengan membaca novel novel kegemaranku. Laskar pelangi karya Andrea Hirata dan Aisyah Putri karya Asma Nadia.
Ada rasa iri terbesit dihatiku melihat roda kehidupan para tokoh2nya yang dituturkan secara apik oleh para pengarangnya. Aku menyukai kehidupan yang dituturkan Ikal di dalam cerita Laskar Pelangi yang juga keberaniannya mewujudkan mimpinya hingga mampu bersekolah di negeri orang(udah lama aku kepengen banget nyoba gimana rasanya menghadapi musim salju, aku nggak pernah tahu, hanya membayangkan), mengagumi kejeniusan Lintang dan mencoba mengambil hikmah dari ketidakadilan hidup yang menimpanya (Aku bener2 bersimpati manakala beliau harus rela tidak lagi mengecap bangku sekolah ketika menghadapi kenyataan bahwa ayahnya telah meninggal dunia dan bahwa dialah satu2nya laki2 dikeluarganya yang secara mendadak memikul tanggung jawab yang besar sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah), Lalu, pada Aisyah Putri karangan Asma Nadia dengan segala aktivitas dan kepeduliannya terhadap sesama yang dibantu dengan teman2nya beserta para abangnya.
Sejujurnya, aku merasa berpetualang dalam fantasi abstrak buku buku tersebut yang menuturkan realita yang terjadi disekitar kita, yang tanpa kita sadari menghempaskan kita pada kenyataan bahwa kita sendiripun belum banyak membantu sesama.
Namun, kuakui, terkadang ada rasa malu untuk mencoba berpetualang seperti mereka. Merasa tak punya waktu karena dikekang dengan aktivitas rutin yang terkadang serasa mengunci mati kebebasan bereksperimen dalam bergaul.
Aaaah.. ingin rasanya seperti mereka yang bergerak kesana kemari ditopang dengan ide-ide mereka yang brilian tanpa ada rasa malu yang canggung, namun kuakui, terkadang garis takdir setiap insan berbeda beda. Mungkin mereka telah berhasil menangkap hikmah dari apa yang mereka alami dengan sudut pandang mereka yang mereka apresiasikan dalam tulisan-tulisan mereka yang menggugah hati dan membuat hatiku iri.
Aaaah.. ingin rasanya bertualang seperti mereka.
Seharian ini aku menghabiskan waktu dengan membaca novel novel kegemaranku. Laskar pelangi karya Andrea Hirata dan Aisyah Putri karya Asma Nadia.
Ada rasa iri terbesit dihatiku melihat roda kehidupan para tokoh2nya yang dituturkan secara apik oleh para pengarangnya. Aku menyukai kehidupan yang dituturkan Ikal di dalam cerita Laskar Pelangi yang juga keberaniannya mewujudkan mimpinya hingga mampu bersekolah di negeri orang(udah lama aku kepengen banget nyoba gimana rasanya menghadapi musim salju, aku nggak pernah tahu, hanya membayangkan), mengagumi kejeniusan Lintang dan mencoba mengambil hikmah dari ketidakadilan hidup yang menimpanya (Aku bener2 bersimpati manakala beliau harus rela tidak lagi mengecap bangku sekolah ketika menghadapi kenyataan bahwa ayahnya telah meninggal dunia dan bahwa dialah satu2nya laki2 dikeluarganya yang secara mendadak memikul tanggung jawab yang besar sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah), Lalu, pada Aisyah Putri karangan Asma Nadia dengan segala aktivitas dan kepeduliannya terhadap sesama yang dibantu dengan teman2nya beserta para abangnya.
Sejujurnya, aku merasa berpetualang dalam fantasi abstrak buku buku tersebut yang menuturkan realita yang terjadi disekitar kita, yang tanpa kita sadari menghempaskan kita pada kenyataan bahwa kita sendiripun belum banyak membantu sesama.
Namun, kuakui, terkadang ada rasa malu untuk mencoba berpetualang seperti mereka. Merasa tak punya waktu karena dikekang dengan aktivitas rutin yang terkadang serasa mengunci mati kebebasan bereksperimen dalam bergaul.
Aaaah.. ingin rasanya seperti mereka yang bergerak kesana kemari ditopang dengan ide-ide mereka yang brilian tanpa ada rasa malu yang canggung, namun kuakui, terkadang garis takdir setiap insan berbeda beda. Mungkin mereka telah berhasil menangkap hikmah dari apa yang mereka alami dengan sudut pandang mereka yang mereka apresiasikan dalam tulisan-tulisan mereka yang menggugah hati dan membuat hatiku iri.
Aaaah.. ingin rasanya bertualang seperti mereka.
Comments