curhat

Bismillah. Dengan Nama Alloh Yang Maha Penyayang.

Hari ini, aku sangat sedih. Sedih karena suatu peristiwa yang terbilang aneh namun nyata terjadi. Tahu kan Qithun? Kucingku yang berumur 3 tahun. Sudah lebih dari 10 hari dia menghilang. Terdengar kabar kalau dia sudah almarhum. Tak jelas penyebab kematiannya apakah salah makan, perkelahian dengan sesama kucing, viruskah atau campur tangan manusia?
Pelbagai analisa muncul di kalangan anggota keluarga, ada yang bilang Qithun dibuang orang lantaran mengejar kucing betina miliknya, mati tertabrak, hingga tercebur kali besar. Namun bagiku, sudah keharusan menguatkan hati jika memiliki peliharaan liar lantaran aktivitas outdoornya. Namun, petaka, sungguh petaka. Ada indikasi bahwa Qithun positif mati dan ada campur tangan manusia didalamnya.
Sebelumnya, kamu tahukan, bahwa ada peraturan tentang PSK yang akan diberlakukan pemerintah kita saat ini. Bukannya pelarangan yang diusulkan, malahan pelegalan yang diplurkan. Dengan segala alasan, dari mengatasi kenakalan remaja hingga agar supaya terpantau siapa saja pengkonsumsi kegiatan esek-esek itu.
Nah, bagiku saudara-saudara. Hal yang diinformasikan oleh media massa itu adalah sebuah kebodohan, malahan sempat terpikir olehku, bahwa rezim saat ini bisa berkuasa (dengan mengalahkan partai lawannya yang koalisinya kuat) berkat dukungan dari dunia gelap tersebut. Kontan, dengan sejumlah argumen aku cetuskan ke ayah bundaku yang juga pendengar setia opini idealku. Yang tak kutahu, bahwasanya ada sejumlah tetangga baruku, para pendatang jalan gang rela yang ternyata berprofesi seperti itu, entah mucikari atau yaa.. gitulah... Mungkin mereka tak terima sehingga melampiaskannya kepada hewan peliharaanku.
Mereka mendapatkan kesempatan tersebut saat Qithun melakukan aktivitas outdoornya. Kalian tahu, kegiatan gila lainnya adalah menyabung kucing. Kalo orang melakukan sabung ayam, ini sabung kucing, gila nggak tuh, hewan peliharaan Nabi Muhammad SAW dijadikan hewan sabung. Menjijikkan  -_-#
Itulah sebabnya, mengapa orang-orang yang berprofesi didunia gelap baiknya tidak diberikan identitas di tempat yang terang. Baru dikritik sedikit, balasannya adalah nyawa. Untung bukan adek perempuanku, diriku, ibuku. Mungkin dia takut kali ya.. Tapi tetap saja, bagiku Qithun adalah anggota keluarga meskipun bukan manusia. Bukankah agama Islam mengajarkan kebaikan kepada sesama makhluk ciptaanNya.
Aku khawatir terhadap gaya pemerintahan saat ini. Mereka tidak lagi menjadi tameng bagi warga lainnya. Minimal warga yang hidupnya bener. Setiap menit setiap detik, entah apa itu penculikan atau hal yang lain, tak bisa kita prediksi. Bahkan, mungkin, ketika berbicarapun taruhannya bisa nyawa, padahal ada kebebasan berekspresi.
Apakah kebebasan berekspresi itu hanya ditekankan untuk berghibah, menjatuhkan partai, mengumbar para artis, lalu bagaimana yang berargumentasi tentang peraturan pemerintah yang bertolak belakang dengan syariat dan mashlahat umat ?
Sudah tiba masa dimana kita memegang prinsip syariat kita seperti memegang bara api ditangan, lantaran pemimpin tak lagi menjadi tameng bagi warganya.

Wallahu a'lam

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)