Hello bloggers mania... Senangnya bisa nulis lagi. Kayaknya aku punya bakat jadi penulis deh. (Nie kata orang lho!!), tapi ini jadi hobi ajalah. Soalnya kalo penulis tuh kudu punya target, sedangkan aku lebih senang dengan ide yang mengalir saja. Jadi, ketika ada ide, ya aku tulis.
BTW, hari ini keadaanku kurang begitu baik. Penampilan luarnya sih, alhamdulillah kujaga agar prima selalu, tapi organ dalamku nie. Ada nggak diantara para bloggers yang mengalami radang tenggorokan dimana nelan sesuatu tuh sakitnya aw aw aw... or ketika cuaca dingin menyerang, tiba-tiba suka mual-mual & nggak nyaman? Jangan-jangan, aku kelebihan enzim HCl nih dilambungku.. Pak dokter, tolongin dong, analisis nie penyakit. :-)
Ah.. sekarang, tema yang akan kuangkat adalah kekuatan media informasi. Siapapun pasti tahu seberapa besar kekuatan media informasi, baik media yang menampilkan informasi tidak lengkap, or dipilih-pilih or dipotong-potong. Informasi adalah sebuah kebutuhan bagi kalangan high class dan hiburan bagi yang lainnya. Sebutlah channel TV, jejaring sosial, SMS, apalagi ya.... mungkin semua yang menjadi sarana penyampaian informasi lainnya.
Dari informasi yang disampaikan oleh media-media tersebut mengubah pandangan orang-orang mengenai; entah itu peristiwa, ideologi, perspektif dan sebagainya. Sebagai contoh, 2 adikku punya twitter & freak banget ma nie media.
Suatu ketika, acara final bola berlangsung, semua berkomentar berhamburan, ujung-ujungnya 2 fenomena terjadi ; pendukung malaysia & indonesia ribut serta penurunan nurdin khalid. Lucunya, adikku malah ikut-ikutan nulis 'turunkan nurdin'. ketika kutanya mang nurdin siapa? apa salah die ke loe? yehehehe.. nggak bisa jawab die...
Nah, sekarang, aku mo ngomong tentang berita yang lagi trend nih, pastinya semua tau dong.. Yupz, soal gayus.
Entah aku yang nggak punya gambaran lengkap or jarang buka facebook kale, yang namanya gayus tuh dimataku biasa-biasa ajalah. Dia adalah seorang manusia yang bisa berbuat salah dan mungkin sedang apes kale. Tapi, beruntung bagi Indonesia, karena sistem ini sendiri sudah terlihat 'memperbaiki diri'. (Tenang fren, perubahannya udah kelihatan koq). Cuman,gimana ngomongnya ya... Sebagai seorang saintis, aku cuman bilang, kasihan ya gayus, begitu banyak eksperimen yang diberikan. Kalo menurutku, tidak semuanya proses eksperimen dipaparkan ke publik, karena publik itu hanya penikmat. Disatu sisi, pemberian eksperimen harus sesuai dengan proporsinya, karena kalo nggak sesuai dosis, bisa salah pengambilan hipotesisnya. Apakah nanti akan didapat kesimpulan yang tepat?
Disatu sisi, saya salut dengan lawan-lawan politik pak SBY. TV yang memuat banyak channel adalah sarana memberikan informasi tak terhingga. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia politik, harusnya tahu, kalo TV bukan hanya dimiliki oleh kalangan 'high class' bahkan yang punya penghasilan minimpun bisa memilikinya atau minimal menikmatinya dari tetangganya. So, orang yang bahkan nggak tahu duduk masalahnya akan menjadi ikut-ikutan. Apalagi orang yang intensitas menonton TVnya sangat tinggi. Apa pemerintah tidak punya channel dengan program-program yang menarik?
Lalu, bicara soal keyakinan. Menurut kalian sendiri, bisa nggak mengubah 'mindset' seseorang. So pastinyalah. Inilah kekuatan informasi (tapi, masih tergantung cara memaparkannya lho), ada yang tadinya nggak takut hantu jadi takut hantu, ada yang tadinya tahu jadi tak tahu, ada yang tadinya gayanya culun jadi sok lebay getohhh... Aduh aduh aduh... lucunya dunia (duh, gw nulis apa sih...!!!)
Tapi satu hal yang pasti, informasi yang mo diberikan itu hendaknya dikonfirm dulu kebenarannya agar tidak timbul fitnah or tidak menzhalimi yang lain. Bagiku, yang jarang mengkonsumsi acara-acara TV, mungkin semua itu nggak berpengaruh bagiku. Apalagi sekarang organ dalamku bermasalah. (Aduh perut & tenggorokanku).
Tapi sisi baiknya adalah (ini salah satu yang aku akui) dengan adanya blog ini, aku bisa ekspresikan diriku sebebasnya. I Like To Be Free... Yeahhh...
Yang tau pertanyaanku diatas, boleh dijawab, tapi sorry banget nggak ada hadiah, Ochee...
BTW, hari ini keadaanku kurang begitu baik. Penampilan luarnya sih, alhamdulillah kujaga agar prima selalu, tapi organ dalamku nie. Ada nggak diantara para bloggers yang mengalami radang tenggorokan dimana nelan sesuatu tuh sakitnya aw aw aw... or ketika cuaca dingin menyerang, tiba-tiba suka mual-mual & nggak nyaman? Jangan-jangan, aku kelebihan enzim HCl nih dilambungku.. Pak dokter, tolongin dong, analisis nie penyakit. :-)
Ah.. sekarang, tema yang akan kuangkat adalah kekuatan media informasi. Siapapun pasti tahu seberapa besar kekuatan media informasi, baik media yang menampilkan informasi tidak lengkap, or dipilih-pilih or dipotong-potong. Informasi adalah sebuah kebutuhan bagi kalangan high class dan hiburan bagi yang lainnya. Sebutlah channel TV, jejaring sosial, SMS, apalagi ya.... mungkin semua yang menjadi sarana penyampaian informasi lainnya.
Dari informasi yang disampaikan oleh media-media tersebut mengubah pandangan orang-orang mengenai; entah itu peristiwa, ideologi, perspektif dan sebagainya. Sebagai contoh, 2 adikku punya twitter & freak banget ma nie media.
Suatu ketika, acara final bola berlangsung, semua berkomentar berhamburan, ujung-ujungnya 2 fenomena terjadi ; pendukung malaysia & indonesia ribut serta penurunan nurdin khalid. Lucunya, adikku malah ikut-ikutan nulis 'turunkan nurdin'. ketika kutanya mang nurdin siapa? apa salah die ke loe? yehehehe.. nggak bisa jawab die...
Nah, sekarang, aku mo ngomong tentang berita yang lagi trend nih, pastinya semua tau dong.. Yupz, soal gayus.
Entah aku yang nggak punya gambaran lengkap or jarang buka facebook kale, yang namanya gayus tuh dimataku biasa-biasa ajalah. Dia adalah seorang manusia yang bisa berbuat salah dan mungkin sedang apes kale. Tapi, beruntung bagi Indonesia, karena sistem ini sendiri sudah terlihat 'memperbaiki diri'. (Tenang fren, perubahannya udah kelihatan koq). Cuman,gimana ngomongnya ya... Sebagai seorang saintis, aku cuman bilang, kasihan ya gayus, begitu banyak eksperimen yang diberikan. Kalo menurutku, tidak semuanya proses eksperimen dipaparkan ke publik, karena publik itu hanya penikmat. Disatu sisi, pemberian eksperimen harus sesuai dengan proporsinya, karena kalo nggak sesuai dosis, bisa salah pengambilan hipotesisnya. Apakah nanti akan didapat kesimpulan yang tepat?
Disatu sisi, saya salut dengan lawan-lawan politik pak SBY. TV yang memuat banyak channel adalah sarana memberikan informasi tak terhingga. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia politik, harusnya tahu, kalo TV bukan hanya dimiliki oleh kalangan 'high class' bahkan yang punya penghasilan minimpun bisa memilikinya atau minimal menikmatinya dari tetangganya. So, orang yang bahkan nggak tahu duduk masalahnya akan menjadi ikut-ikutan. Apalagi orang yang intensitas menonton TVnya sangat tinggi. Apa pemerintah tidak punya channel dengan program-program yang menarik?
Lalu, bicara soal keyakinan. Menurut kalian sendiri, bisa nggak mengubah 'mindset' seseorang. So pastinyalah. Inilah kekuatan informasi (tapi, masih tergantung cara memaparkannya lho), ada yang tadinya nggak takut hantu jadi takut hantu, ada yang tadinya tahu jadi tak tahu, ada yang tadinya gayanya culun jadi sok lebay getohhh... Aduh aduh aduh... lucunya dunia (duh, gw nulis apa sih...!!!)
Tapi satu hal yang pasti, informasi yang mo diberikan itu hendaknya dikonfirm dulu kebenarannya agar tidak timbul fitnah or tidak menzhalimi yang lain. Bagiku, yang jarang mengkonsumsi acara-acara TV, mungkin semua itu nggak berpengaruh bagiku. Apalagi sekarang organ dalamku bermasalah. (Aduh perut & tenggorokanku).
Tapi sisi baiknya adalah (ini salah satu yang aku akui) dengan adanya blog ini, aku bisa ekspresikan diriku sebebasnya. I Like To Be Free... Yeahhh...
Yang tau pertanyaanku diatas, boleh dijawab, tapi sorry banget nggak ada hadiah, Ochee...
Comments