resensi film yang pernah aku tonton

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut asma alloh yang telah memberi kecerdasan kepada Nabi Adam As dengan kata-kata dan akal pikiran.

Hari ini aku ingin berkomentar tentang film yang baru saja aku tonton. Lucu ya, kebanyakan sekarang, orang berkomentar tentang laga sepak bola antara Indonesia - malaysia, kalau aku, aku malas berkomentar, karena selain bukan bidangnya, aku takut akan memperkeruh suasana saja. Tapi yang ini aku rasa sangat penting karena berkaitan dengan ilmu.
Kali ini aku menonton tentang Evan Almighty, film yang aku tonton dengan menghabiskan minggu malam ini sungguh lucu, konyol, sekaligus ada pesan positifnya juga, namun sayang, saya tidak begitu setuju dengan alur ceritanya.
Alur ceritanya lebih mirip dengan cerita nabi Nuh namun nuansanya diganti dengan nuansa modern saat ini. Sungguh apik, kreatif, dan inofatif, namun saya sedikit khawatir, apakah hal tersebut tidak mengubah esensi dari suatu kitab suci?
Kisah Nabi Nuh As selain terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an, juga terdapat dalam 2 kitab suci samawi lainnya yakni Injil & Taurat. Kalau dalam Al-Qur'an, sudah secara jelas bahwa Nabi Nuh diutus kepada kaumnya untuk mengesakan dan menyembah Alloh SWT, karena kaumnya mendustakannya dan bahkan ada usaha untuk menzhaliminya, maka Alloh SWT menurunkan air bah dan memusnahkan kaum tersebut. Namun, saya kurang tahu apakah yang digambarkan dalam kitab suci Injil dan Taurat sama halnya dengan yang digambarkan dalam Al-Qur'an.
Sudah berapa kali dalam tulisan saya, bahwa saya sangat tidak setuju jika esensi suatu agama diubah supaya sesuai dengan zaman modern ini, bahkan dangan alasan yang baik sekalipun. Cobalah kita simak alur cerita Evan ini, awalnya dia adalah seorang anggota kongres yang lalu diminta oleh tuhan untuk membuat sebuah bahtera. Karena membuat bahtera secara mendadak, maka keluarga dan orang-orang disekitarnya mulai meragukan kewarasannya.
Dalam hal ini, saya bisa memahami perilaku orang-orang sekitar Evan, karena Evan diminta untuk membuat bahtera secara mendadak karena yang diberitakan kepadanya adalah bahwa banjir akan datang. Berbeda halnya dengan Nabi Nuh As, beliau adalah pembawa pesan dan peringatan dari Alloh SWT agar kaumnya menyembah dan mengesakanNya, namun kaumnya membantah. Dalam kasus Evan, hal ini tidak ada.
Apakah tuhan akan menghukum suatu kaum yang bahkan tidak diberi peringatan terlebih dahulu akan kesalahannya. Sebagai seorang guru, tentunya aku akan memberi konsekuensi kepada seorang murid manakala murid tersebut tidak mengindahkan peringatanku.
Mungkin para produser maupun sutradara menggampangkan cerita tersebut, namun bagiku tidaklah tepat mengubah alur cerita para nabi demi kepentingan politik, dalam hal ini, cerita nabi nuh as dengan pelolosan RUU Tanah atau apalah, aku udah mulai lupa, maklum ngantuk berat.
Bolehlah menggunakan kehidupan para nabi sebagai sebuah referensi film, tapi tidak menggunakan namanya, karena akan mengubah esensi dari alur kehidupan para nabi itu sendiri. Bukankah kehidupan para nabi itu ada agar kita mengambil pelajaran darinya dan agar dijadikan contoh dalam menjalani kehidupan kita. Bagaimana sebenarnya orang yahudi dan kristiani menghargai esensi alur kehidupan para nabi mereka, bahkan keimanan mereka. Mengapa Tuhan diwujudkan sama dengan sosok manusia?
Tidakkah sama antara Tuhan dengan manusia?
Jangan memandang enteng yang namanya aqidah, iman, dan sejarah para nabi, karena disana terkandung ilmu dan pesan-pesan moral, tidak dapat disandingkan dengan kepentingan politik manapun. Oleh karenanya politik yang mengubah esensi agama dan menggunakannnya untuk kepentingan pribadi adalah politik setan. Sudah tak terhitung bahayanya, bahkan mungkin mengubah keyakinan untuk generasi yang akan datang.
Yang terakhir yang ingin kusampaikan adalah cerita Evan itu sendiri. Setelah misinya selesai, apakah dia akan dianggap sebagai utusan tuhan atau tuhan itu sendiri, karena tuhan nggak mungkin menyuruh orang secara asal-asalan, karena dampak jangka panjang. Mana ada sih tuhan mau disandingkan dengan ciptaanNya. Dan bagaimana dengan misi yang dibawa Evan itu sendiri.
Dalam ajaran ilahiyah, tidak terdapat yang namanya nilai materi, yang ada hanya menyembah kepada yang maha kuasa. Namun dalam cerita Evan,(walau sebenarnya baik), namun terkandung nilai materi, jadi kepentingan tuhannya mannnnaa??
So... baik sekali jika cerita para nabi atau para sahabat dijadikan referensi, namun mengenai mukjizat yang diturunkan kepadanya, namanya, bahkan orang yang menampilkan sosok nabi itu sendiri, hendaklah tidak disajikan secara detil karena khawatir akan mengubah esensi dari sebuah kebenaran yang ingin ditunjukkan tuhan (Alloh SWT) kepada umatNya, agar kita semua selamat dari tipu daya sang iblis. Amin...

Comments

Popular posts from this blog

Tasawwul (Meminta-minta)